SMK Muhammadiyah 3 Lepas 101 Lulusan Farmasi

Prosesi Wisuda smk muh 3

Sebanyak 101 tenaga teknis kefarmasian lulusan SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga diwisuda. Mereka adalah siswa SMK Muhammadiyah 3 tahun kedua yang dinyatakan lulus 100 persen. Terdiri dari 19 siswa putra dan 82 putri. Pada angkatan pertama 2011/2012, sekolah ini meluluskan 49 tenaga kefarmasian.

“Separuh lulusannya lengsung bekerja di perusahaan farmasi, klinik kesehatan dan apotik di Purbalingga maupun diluar daerah. 40 persen diantaranya melanjutkan kuliah dan sisanya masih dalam proses pencarian,” ujar Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Bagus Abidin SPd disela  sela wisuda di Aula Gedung Graha Sarwa Guna, Sabtu (22/6).

Para siswa lulusan SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga, dilepas dengan prosesi wisuda oleh Kepala SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga Totok Turdiyanto SSi Apt dan Waka Kurikulum Bagus Abidin SPd. Prosesi wisuda juga disaksikan drg Hanung Wikantono MPPM, utusan Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dan para orang tua siswa.

Dikatakan Bagus Abidin, tahun ini ada tiga siswa menyandang lulusan terbaik. Peringkat pertama Ully Fananti putri dari pasangan Taufan  Nasiyah asal Pengadegan. Ully Fananti mencatat hasil Ujian Nasional (UN) 37,24.

Kemudian peringkat II, Fairus Aditya Sandy (36,84), putra Asmuni  Susanti dari Purbalingga. Sedangkan peringkat III diraih Relita Setianingrum (36,67) putri dari pasangan Wagiman  Emi juga dari Purbalingga.

“Mereka bersama siswa lainnya telah bekerja keras mencapai hasil terbaik. Sekolah ini bangga dengan hasil yang kalian raih,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono MPPM yang hadir mewakili Bupati mengaku senang dengan prestasi yang diraih SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga. Menurut Hanung, peluang lulusan sekolah farmasi masih terbuka lebar, seiring perkembangan industri bidang farmasi yang terus meningkat.

“Untuk menjawab peluang itu, SMK Muhammadiyah 3 khususnya program farmasi untuk terus berupaya meningkatkan kompetensi lulusannya. Dan tidak kalah penting membangun jejaring dengan instansi maupun industri bidang farmasi,” pesannya.

Salah satu cara yang bisa ditempuh sekolah, lanjut Hanung, dengan melanjutkan program Link and Match antara industri dengan instansi terkait. Program seperti itu, akan mampu mengasah kemampuan dan keterampilan siswa. Sehingga diharapkan memiliki kecakapan penatalaksanaan kefarmasian sesuai standar ISO yang ditetapkan dunia industri. (Humas/Hr)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *