Festival Congot Menguatkan Rasa Syukur Pada Sang Pencipta.

PURBALINGGA, Bertempat di Balai Desa Kedung Benda Kecamatan Kemangkon Bupati Purbalingga Tasdi, SH., MM memimpin prosesi acara Festival Congot. Festival ini baru pertama kali dilaksanakan setelah sebelumnya dilaksanakan Festival Onje dan Festival Gunung Slamet. Semua festival yang telah dilaksanakan termasuk Festival Congot adalah merupakan bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. “Festival Congot ini kegiatannya bukan musyrik, namun justru untuk mendekatkan diri pada Allah Swt dan mensyukurinya,” ungkap Bupati Tasdi saat memberikan sambutan memimpin prosesi Festival Congot, Sabtu (14/10).

Untuk itu sebagai bentuk dari rasa syukur, maka kita harus bisa memelihara dan merawat apa yang sudah diberikan oleh Sang pencipta, istilahnya di masyarakat Jawa dikenal Ruwat Bumi (Ngrumat Bumi) bentuk dari rasa syukur. Soal seremoni merupakan bentuk dari budaya, namun essensinya satu yaitu membangun hubungan dengan Sang Pencipta kalau Tuhan itu ada.

Tiga hal yang menjadi tujuan dari Festival Congot yaitu; Hablu Minallah menjalin hubungan dengan Sang Pencipta, Hablu Minnanas menjalin dan mempererat persaudaraan dan Hablu Minal Alam yaitu menjaga serta merawat alam, kalau Allah Swt. itu ada. Untuk itu warga masyarakat Kemangkon diminta untuk berpikir agar Sungai Klawing tidak mengalami banjir terus, namun dapat memberi berkah dan manfaat bagi masyarakat alam sekitarnya.

Prosesi diawali dengan satu Gunungan yang berisi berbagai hasil bumi setelah didoakan oleh penghulu desa kemudian diperebutkan masyarakat setempat dan para pengunjung yang hadir pada festival tersebut. Sedangkan dua Gunungan yang diarak ke Dermaga Sungai Klawing sisi Barat untuk dilarung ke sungai. Bupati beserta rombongan dan masyarakat naik perahu yang berjumlah kurang lebih ada tiga puluh perahu yang mengangkut para peserta Festival Congot.

Sesampai di Dermaga dekat Jembatan Lingga Mas, Bupati beserta rombongan disuguhi dengan kesenian tradisional Tarian Lengger dan Kuda Lumping serta makanan khas dari desa Kedung Benda yaitu Kupat Landan dan Ikan Sungai (Iwak Kali) yang mempunyai cita rasa alam pedesaan. Penyelenggaraan Festival Congot yang pertama kali ini, diharapkan akan melahirkan ide-ide baru sehingga kedepannya akan lebih meningkat dan tertata lagi.

Bupati menuturkan pula bahwa di bidang Pariwisata tahun 2016 tingkat kunjungan wisata di Purbalingga dikunjungi 1,7 juta wisatawan dan telah menyumbangkan PAD sebesar hampir 12 milyar. Purbalingga di tingkat Jawa Tengah menempati urutan ke 4 setelah Kota Magelang, Solo dan Semarang dari tingkat kunjungan wisatawannya. Bupati juga berharap kedepan dengan adanya Festival Congot ini akan dapat meningkatkan PADS bagi desa Kedungbenda, dan Festival Congot ini menjadi andalan wisata di Purbalingga bagian selatan.

Terpisah Kepala Desa Kedungbenda Tosa menuturkan bahwa obyek kunjungan di desa Kedung Benda diantaranya yaitu Susur Sungai Klawing dan makanan khas Kupat Landan dengan lauk Iwak Kalinya, disamping itu juga berbagai Situs Purbakala; Lingga Yoni dan lainnya yang tersebar di desanya. Kedepan Tosa berharap desanya bukan saja dikenal di Purbalingga saja namun juga dapat dikenal di tingkat yang lebih luas lagi. Penasaran, silahkan berkunjung ke desa Kedung Benda Kecamatan Kemangkon.(PI-3/PI-5/PI-6).

Keterangan Foto:
Bupati memimpin prosesi Festival Congot di Desa Kedung Benda Kemangkon.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *