2019 Purbalingga Alokasikan Anggaran Belanja Buku Karya Lokal
PURBALINGGA – Untuk mendorong perkembangan dunia literasi dan apresiasi terhadap penulis lokal, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menginstrusikan untuk mengalokasikan anggaran pemerintah daerah untuk belanja buku karya penulis lokal. Hal itu disampaikan dalam acara Launching dan Bazar Buku Karya Guru Kabupaten Purbalingga 2018 di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Senin (1/10).
“Dalam rangka mendorong perkembangn literasi di Purbalingga, saya minta Dinarspus (Dinas Arsip dan Perpustakaan Purbalingga) tahun 2019 atau Perubahan APBD 2019 bisa menganggarkan untuk pembelian buku hasil karya penulis lokal,” katanya.
Selain Dinarspus, pada kesempatan ini, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk belanja buku karya guru yang dilaunching kali ini. Plt Bupati Tiwi juga turut memborong sebanyak 125 judul buku untuk nantinya disumbangkan ke Pojok Baca kantor Sekretariat Daerah (Setda).
“Saya juga ingin agar setiap kantor OPD, masing masing ada pojok buku. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi ASN atau masyarakat yang berkunjung,” ujarnya.
Plt Bupati Tiwi menuturkan berdasarkan data statistic dari Unesco terkait literasi, indeks minat baca di Indonesi masih rendah, yakni dari 1000 orang hanya 1 yang memiliki minat baca. Hal ini menjadi PR bersama. Sedangkan menurutUnited Nation Development Program (UNDP) berdasarkan hasil surveynya, ada dua penyebab lemahnya literasi di Indonesia
“Pertama, karena belum adanya kebiasaan membaca dan menulis yang ditanamkan sejak dini. Kedua, masih kurangnya produksi buku,” ungkapnya.
Oleh karenannya, pada kesempatan kali ini ia mengapresiasi kegiatan launching buku karya guru ini. Ia berharap dengan karya karya tersebut mampu untuk berkontribusi meningkatkan angka literasi di Indonesia khususnya yang di Purbalingga.
Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Drs Subeno SE MSi menyampaikan, makna dan tujuan yang sebenarnya dari literasi adalah menghindari gagal paham, dan mencari solusi masalah. “Jadi orang yang tergolong literated, berarti dia tidak gagal paham dalam pengertian baik dalam menulis, membaca aspek numeric, politik, ekonomi, sosial budaya dan aspek apapun. orang yang literated itu adaptable dengan lingkungan apapun,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Launching dan Bazar Buku Karya Guru yang juga Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Purbalingga, Sardjono SPd MSi menyampaikan launching kali ini terdiri sebanyak 125 judul buku karya dari 99 penulis.
“83 penulis dari Guru di Purbalingga, 13 orang guru dari luar Purbalingga dan 3 orang penulis dari non- guru yakni dokter , unsur pemuda, pelajar SD,” katanya.
Lanching dan Bazar Buku Karya Guru yang diselenggarakan atas kerjasama antara PGRI dengan Dindikbud Purbalingga ini ada beberapa tujuan. Diantaranya ingin mengenalkan guru penulis di Kabupaten Purbalingga dan karya karyanya, serta memberikan apresiasi dan ruang bagi guru penulis mengglar karya karya kreatifnya.
Ada beraneka macam kategori buku yang dihasilkan. Mayoriyas karya merupakan memoir, karena guru-guru memiliki kencederungan ingin mengungkapkan kisah didupnya ketika menjadi guru dengan segala seluk beluknya.
“Ada juga karya sastra puisi cerpen dengan bahasa Jawa Banyumasan, Sains, Sains yang dipadukan dengan religi, hasil penelitian, menejemen dan cerita rakyat. Sedangkan dari kualitas bermacam macam, tapi jangan dulu melihat kualitas. Kami melihat teman-teman guru yang sudah bisa membuat buku dengan wujud yang seperti ini adalah sebuah prestasi yang sangat mengejutkan,” ungkapnya.(Gn/Humas)