Soal Pembajakan Atlet, KONI Tak Boleh Galau

koni

PURBALINGGA,  Pembajakan atlet oleh daerah lain sempat membuat galau pengurus Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) kabupaten Purbalingga. Pasalnya, praktek berpindahnya sejumlah atlet ke daerah lain membuat Purbalingga tak bisa mewujudkan target raihan medali dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jateng 2013 di Banyumas beberapa waktu lalu.

“KONI harus terus melakukan pembinaan kepada masyarakat Purbalingga. Jangan galau apakah atlet itu nantinya berpindah ke daerah lain atau tidak. Yang penting pembinaan atlet harus terus berjalan,” ungkap Wakil Bupati Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto MM saat memberikan bonus bagi atlet dan pelatih peraih medali Porprov 2013, di Ruang Rapat Ardilawet Setda Purbalingga, Selasa (19/11).

Wabup meminta KONI segera memikirkan langkah-langkah pembinaan berikutnya, sehingga saat penyelenggaraan Pekan Olah Raga Dulongmas, prestasi purbalingga dapat lebih baik.

Menyangkut pembinaan atlet di Purbalingga, Wabup menginginkan Stadion Gelora Goentoer Darjono suatu saat bisa menjadi pusat pembinaan olah raga di Purbalingga. Meski demikian, lanjut Wabup, saat ini Pemkab belum mampu memberikan banyak dukungan bagi pembinaan atlet Purbalingga.

Kedepan, Wabup Sukento yang akan segera dilantik menjadi Bupati pada 29 November nanti, akan terus mengupayakan perbaikan sarana prasarana keolahragaan di Purbalingga.

“Pemkab sedang berupaya bagaimana menjadikan Goentoer Darjono sebagai pusat pembinaan Olah Raga. Kita tengah upayakan penyediaan lampu penerangan yang ternyata dananya cukup banyak. Sampai jadi bisa mencapai delapan milyar rupiah,” katanya.

Ketua KONI Purbalingga R Wisnu Danardono SH mengakui prestasi Purbalingga dalam Porprov lalu mengalami penurunan. Pada Porprov 2009 di Solo, Purbalingga mampu menempati urutan 16 dengan peolehan medali 7 emas, 9 perak dan 14 perunggu. Namun pada Porprov Banyumas turun di urutan 26 dengan 4 emas, 4 perak dan 8 perunggu.

Meski secara prestasi menurun, namun keikutsertaan Purbalingga tahun ini meningkat menjadi 18 cabang olah raga dari 37 cabor yang dilombakan. Perolehan juga medali hampir merata karena disokong dari 10 cabor.

“Kami terus berkomitmen tidak akan membeli atlet dari luar daerah. Kemarin kita memberangkatkan 100 persen atlet binaan sendiri,” kata Wisnu yang juga Dirut PD Owabong Purbalingga.

Gandeng Dinbudparpora dan Diknas

Menyangkut pembinaan atlet kedepan, lanjut Wisnu, KONI telah menyiapkan beberapa langkah yang akan diwujudkan pada 2014. Diantaranya, kata dia, rencana menggelar workshop yang melibatkan Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga serta Dinas Pendidikan. Pada workshop ini, akan digali lebih cermat bagaimana memangkas kendala pembinaan usia dini di Purbalingga.

“Kita diskusikan kesulitan-kesulitan pada pembinaan usia dini. Kemudian dipadukan dengan pembinaan yang dilakukan KONI sehingga bisa mengembangkan cabang-cabang unggulan secara selaras,” jelasnya sembari berjanji akan terus meningkatkan pemenuhan sarana prasarana, insentif dan penataan organisasi.

Tahun ini, bonus yang dikucurkan untuk atlet dan pelatih mencapai lebih dari Rp 129,3 juta. Dana sebesar itu masing-masing diberikan untuk bonus atlet peraih medali emas Rp 9,5 juta, medali perak Rp 7,5 juta dan medali perunggu Rp 4,5 juta. Sedangkan untuk pelatih penerimaan bonus sebesar 25 persen dari jumlah medali yang diraih.

Penyerahan bonus dilakukan secara simbolis oleh Wakil Bupati Sukento, masing-masing kepada Ages Furkon atlet balap motor peraih emas, kemudian Isrohfudin atlet balap sepeda peraih perak dan Sabrina Fatrianti Purseta peraih perunggu cabang catur. Jajaran pelatih diwakili Slamet Aris SPd cabang Atletik. (/Hr)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *