Siswa STM YPT 1 Bayar Sekolah dari Membuat Cincin Batu Akik

Wabup Tinjau Pameran Akik 2PURBALINGGA, Tren batu akik Klawing yang kian membooming, ditangkap oleh para siswa STM YPT 1 Purbalingga sebagai peluang untuk menambah kreatifitas pembelajaran prakarya. Berawal dari suksesnya salah satu orang tua siswa berbisnis pembuatan batu akik Klawing, hingga mampu untuk membiayai sekolah anaknya. Peluang ini kemudian ditangkap oleh para siswa sekolah ini dengan meminta persetujuan guru untuk belajar cara membuat batu akik.

Kepala Sekolah STM YPT 1 Didi Agus SW mengaku, inisiatif pembelajaran pembuatan batu akik berasal dari siswa yang kemudian didukung sekolah sebagai salah satu mata pembelajaran prakarya dan kewirausahaan. Pihak sekolah, lanjut Didi, memberikan fasilitasi proses pembuatan yang meliputi  tahap pemotongan bahan, dan pemolesan dengan menggunakan alat-alat yang biasa digunakan untuk praktek keseharian.

“Adanya prakarya pembuatan batu akik, akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Salah satunya dengan menangkap peluang bisnis pembuatan batu akik,” ujar Didi Agus saat mendampingi Wakil Bupati Purbalingga Tasdi dan istri  meninjau Pameran Batu Akik hasil karya siswa di lapangan sekolah, Jumat (13/2).

Didi menjelaskan, kedepan bukan hanya pembuatan cincin dan liontin batu akik saja namun akan diarahkan untuk membuat berbagai produk dari batu Klawing lainnya. “Inspirasi lainnya terus akan kita kembangkan seperti pembuatan batu akik yang dapat ditempatkan  sebagai aksesoris mobil dan lainnya. Ini yang menjadi pemikiran sekolah kami,” katanya.

Sejak program pembelajaran prakarya batu akik diterapkan, ternyata para siswa sangat antusias. Sehingga kini siswanya bukan hanya terampil dibidang tehnologi, juga mampu membuat sendiri mata cincin batu akik. Sampai saat ini, lanjutnya, program prakarya batu akik telah diikuti sedikitnya 5 jurusan rumpun tehnik permesinan.

“Program ini melatih para siswa menciptakan produk yang bagus sesuai tren di masyarakat. Hasilnya dapat dijual kepada khalayak umum sebagai biaya sekolah mereka,” jelas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Diana Udi Hendrianto.

Salah seorang siswa, Taufik Setiawan, mengaku senang dengan adanya pembelajaran pembuatan batu akik ini. Pasalnya, anak yang suka motif batu akik Klawing seperti Nogosui dan Pancawarna ini, sangat terbantu oleh hasil prakarya yang dipraktekanya.

Dia bersama siswa lainnya, mencari sendiri bahan batu akik dari sungai Klawing yang tak jauh dari tempatnya belajar. Kemudian, mereka membuat mata cincin, liontin, aksesoris jam tangan dan lainnya. “Hasilnya saya jual untuk membantu orang tua membayar biaya sekolah,” jelasnya.

Wakil Bupati Tasdi memberikan apresiasi atas langkah yang ditempuh pihak sekolah. Menurutnya, sebagai sekolah tehnik, dirinya berharap tidak hanya mampu memberikan bekal ketrampilan kepada siswanya. Namun juga dapat membuat terobosan dibidang tehnologi pengembangan batu akik Klawing.

“Menurut saya pameran ini sangat luar biasa karena digelar oleh para siswa yang kreatif dan mandiri dalam membuat batu akik. Ini harus terus kita dukung agar nanti jiwa kreatifitas dan entrepreneur  mereka mampu membawa mereka menjadi generasi yang mandiri,” harap Tasdi.

Wabup berharap, dari sekolah yang bernau pada Yayasan Pendidikan Tehnologi (YPT) ini, mampu menciptakan kreasi produk lainnya sehingga tidak hanya dalam bentuk batu akik dan liontin saja. Misalnya dengan membuat bross, plakat sekolah berhias batu akik Klawing dan produk terapan lainnya. (Hardiyanto)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *