Efektivitas Pelatihan Guru Disoal

Banyaknya pelatihan bagi guru ternyata tidak serta merta mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, dan di Purbalingga secara khusus. Menurut Whole School Development Specialist USAID Prioritas Handoko Widagdo, salah satu penyebabnya karena pelatihan yang selama ini dilakukan belum terstuktur.

“Salah satu contoh konkrit, guru yang diikutkan pelatihan, diambil satu orang dari perwakilan masing-masing sekolah. Setelah pelatihan, mereka kembali ke sekolahnya, dan disana dia tidak memiliki patner dan dukungan untuk mempraktekkan yang didapat dari pelatihan. Akhirnya, pembelajaran kembali ke metode lama yang konvensional,”jelasnya dalam acara Sosialisasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Guru dan Analisis Keuangan Pendidikan di Aula Bappeda, Selasa (23/9).

Menurut Handoko, seharusnya pelatihan mengikutkan banyak SDM di satu sekolah sekaligus. Misalnya 50 persen tenaga pengajar di sebuah sekolah. Yang terpenting, kata dia, kegiatan pelatihan jangan sampai mengganggu proses belajar mengajar.

“Jadi bisa menggunakan akhir pekan, atau libur sekolah,” imbuhnya.

Dengan banyaknya tenaga pengajar di satu sekolah yang mengikuti pelatihan yang sama, maka mereka dapat bersama-sama mengaplikasikannya secara berkesinambungan dan sistematis. Disamping itu, mereka juga harus diperkuat dengan motivasi dari para pendamping.

Contoh konkrit lainnya yang membuat pelatihan selama ini kurang efektif, kata dia, pelatihan cenderung hanya diikuti oleh guru-guru tertentu, belum menyeluruh. Seharusnya, tiap SDM guru mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya.

Sementara itu, Education Governance and Management Advisor USAID Prioritas, Mark Heyward mengatakan selama ini alokasi anggaran pendidikan di APBD Kabupaten cukup besar, bahkan paling besar. Namun, 80 persen diantaranya untuk membayar gaji guru.

“Untuk anggaran pelatihan hanya sekitar 4-5 persen saja. Itu jelas sangat kurang. Idealnya, anggaran pelatihan itu mencapai 10-15 persen,” katanya. Namun, karena kondisi tidak memungkinkan, pihaknya menyarankan memanfaatkan dana APBD Provinsi dan APBN.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti, kegiatan sosialisasi ini akan ditindaklanjuti dengan analisis kebutuhan pelatihan guru, analisis biaya pelatihan guru, analisis keuangan pendidikan hingga konsultasi publik. Diharapkan kegiatan-kegiatan ini mampu memaksimalkan peningkatan kualitas pendidikan di Purbalingga.

IMG_2149

(Whole School Development Specialist USAID Prioritas Handoko Widagdo & Education Governance and Management Advisor USAID Prioritas, Mark Heyward saat berdiskusi dalam Sosialisasi Program Pengembangan SDM Guru dan Analisis Keuangan Pendidikan di Aula Bappeda, Selasa 23/9)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *