Sigit, 25 Tahun Setia Sebrangkan Anak Didik

PURBALINGGA, INFO – Sigit, biasa orang menyapanya. Namanya akhir-akhir ini viral di media sosial bahkan aksinya sempat muncul di beberapa stasiun televisi. 25 Tahun Sigit menyebrangkan murid-muridnya menuju sekolah. Bahkan, pria yang memiliki nama lengkap Dwi Mulyanto Sigit ini rela menolak menjadi Kepala Sekolah demi menyebrangkan siswa-siswinya ke sekolah.

“Banyak rekan-rekan guru yang menawarkan saya untuk menjadi kepala sekolah, tapi saya gak mau. Saya takut kalau saya jadi kepala sekolah nanti di tempatkan di sekolah lain dan tidak bisa menyebrangkan anak-anak di sekolah ini (SD Negeri 2 Kedungmenjangan, Red),” kata Sigit saat ditemui di rumahnya yang berada di komplek SD Negeri 2 Kedungmenjangan, Kamis (8/3).

Pria yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) guru kelas ini sudah mengabdikan diri selama 36 Tahun di SD Negeri 2 Kedungmenjangan. Sebelum menjadi guru di SD Negeri 2 Kedungmenjangan, Sigit sempat mengajar SD Negeri 2 Purbalingga Kidul selama 2 Tahun.

Sigit mengaku mulai rutin menyebrangkan siswanya saat pabrik-pabrik bermunculan di Purbalingga dan jalan depan sekolah menjadi jalur utama kendaraan umum. Hal tersebut ternyata membuat hatinya terpanggil dan merasa khawatir dengan keselamatan siswanya yang rumahnya mayoritas berada di seberang sekolah.

“Kalau pagi jam masuk sekolah, lalu lintas di sini padat sekali dipenuhi para pekerja pabrik dan kendaraan umum, belum lagi 95 persen siswa di SD ini kebanyakan berada di seberang sekolah,” ungkapnya.

Pria kelahiran Purbalingga, 12 September 1959 ini sudah bersiap berdiri di seberang jalan pukul 06.00 hingga pukul 07.00 menanti putra-putrinya berangkat menuju sekolah dan memastikan putra-putrinya menyebrang dengan selamat.  Berbekal “Tanda Stop” di kedua tangannya, ia menghantarkan putra putrinya melewati laju pengendara yang mengebut kencang.

“Awalnya, sempat dibantu oleh polisi lalu lintas, namun seiring waktu berjalan tidak ada lagi polisi lalu lintas yang membantu mengatur lalu lintas di depan sekolah, jadi, hanya saya saja yang menyebrangkan anak-anak,” ujar Sigit.

Tak peduli panas terik, hujan deras bapak dari empat ini tetap membantu anak didiknya menyebrang jalan. Hal tersebut bukanlah kendala baginya untuk tetap menjalankan tugasnya, bahkan ketika sakit pun ia masih tetap berusaha bangkit untuk mengahantarkan putra putrinya sampai ke gerbang sekolah dengan selamat.

“Selama saya masih sehat dan masih sanggup berdiri saya akan tetap menyebrangkan anak-anak saya, hujan juga bagi saya bukanlah kendala. Justru yang menjadi kendala bagi saya ketika pengendara tidak mau diberhentikan,” tuturnya.

Sosok ramah ini mampu membuat hati banyak orang terkagum-kagum. Keikhlasannya menjalankan pekerjaan di samping profesinya membuatnya merasa senang. Tahun berganti tahun, ia tak pernah sedetikpun absen menyebrangkan anak didiknya. Anak didiknya pun merasa senang dan bangga memiliki sosok panutan di sekolahnya.

“Setiap pagi dan pulang sekolah ketika saya terlambat dan belum terlihat di tepi jalan, mereka akan menunggu sampai saya tiba dan menyebrangkan mereka,” terang Sigit.

Di usianya yang satu tahun lagi akan memasuki masa pensiun, membuatnya terpikir siapa yang nanti akan menggantikannya menyebrangkan siswa-siswi SD Negeri 2 Kedungmenjangan. Tapi hal tersebut tidak dapat dipungkirinya, bagaimanapun juga ia akan meninggalkan sekolah dan mengakhiri masa kerjanya.

“Jujur berat, tapi saya tidak bisa memungkiri hal itu. Semoga saja nanti ada yang menggantikan saya menyebrangkan anak-anak setelah saya pensiun,” harap Sigit.

Atas segala jasanya membantu mengatur lalu lintas, suami dari Ummi Nur Hayati ini pernah dianugerahi penghargaan dari Polres Purbalingga pada Tahun 2012&2013. Prestasi yang diraihnya bukanlah akhir pengabdiannya dan tidak menjadikannya tinggi hati. Hal tersebut ternyata menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus bermanfaat bagi orang lain seperti prinsip hidupnya.

“Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa harus melihat materi dan apa yang nantinya kita dapatkan. Bermanfaatlah bagi orang lain dimanapun kita berada. Karena tidak ada hal yang sia-sia di dunia ini,” pesan Sigit diakhir perbincangan. (PI-7)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *