Pendidikan Bukan Untuk Mengejar Angka

PURBALINGGA, Pendidikan yang sesungguhnya bukanlah untuk

berlomba-lomba memperoleh deretan nilai yang tinggi. Pendidikan belum

dikatakan berhasil, jika siswa yang dididik belum memiliki karakter

baik dan belum mampu survive menghadapi segala ujian kehidupan,

meskipun nilai-nilai akademiknya sangat memuaskan.

 

“Siswa harus dipandang secara individu yang utuh, lengkap dengan

potensi-potensi yang dimilikinya. Jangan memiliki indikator yang

seragam dalam mengukur setiap siswa, karena sudah pasti potensinya

berbeda,” ujar Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sekda

Kabupaten Purbalingga Susilo Utomo saat membacakan Sambutan Bupati

Sukento Rido Marhaendrianto dalam peresmian Gedung ke Empat Yayasan

Purba Adhi di Kompleks SD Purba Adhi Suta, belum lama ini.

 

Dalam sambutan Bupati yang dibacanya, Sulilo mengapresiasi SD Purba

Adhi Suta yang telah mengejawantahkan pendidikan sebagai mana

seharusnya. SD Inklusi pertama di Kabupaten Purbalingga ini dianggap

menjadi pioner atau mbabat alas dari pendidikan yang menjadikan angka

sebagai satu-satunya indikator keberhasilan, menjadi pendidikan yang

mengantarkan siswa untuk lebih mandiri, berempati dan cerdas emosi

spiritual, disamping cerdas secara intelejensia.

 

“Seperti kisah Mbabat Alas Wanamarta yang mana Pandawa Lima harus

menghadapi pasukan kerajaan jin untuk menaklukan Hutan Mertani menjadi

Kerajaan Amarta. Perjuangan yang harus dihadapi begitu getir, penuh

luka dan sempat hadapi kekalahan. Tapi pada akhirnya meraih

kemenangan. Inilah representasi perjalanan SD Purba Adhi Suta,”

pujinya.

 

Ketua Yayasan Purba Adhi, Purbadi Hardjoprajitno mengakui pada awal

pendirian SD Purba Adhi Suta sangatlah tidak mudah. Berbeda dengan SD

Purba Adhika di Jakarta yang memperoleh murid dulu baru mendirikan

gedung, SD Purba Adhi Suta diawali dengan pembangunan gedung baru

perekrutan siswa.

 

“Pada awalnya, gedung sudah ada, tapi cuma ada dua siswa dengan lima

guru termasuk tata usaha. Selama empat tahun pertama, perkembangan

sangatlah lambat, baru dalam tiga tahun terakhir alhamdulillah terus

terjadi peningkatan,” ucapnya penuh rasa syukur.

 

Peresmian gedung keempat Yayasan Purba Adhi dimeriahkan dengan aneka

ragam seni tradisional, hingga pesta kuliner tradisional. Dalam pentas

seni ini, anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang bersekolah disini

juga tak mau kalah berunjuk gigi. Tak hanya itu, masyarakat

Purbalingga juga disuguhi pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk

dengan Lakon Mbabat Alas Wanamarta didalangi Ki Sugiyono dari Cilacap.

(cie)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *