Anisa Dwi Sasanti – Peraih Nilai UN Tertinggi di Jateng “Orang Tua Tak Pernah Paksa Saya Belajar”

Bupati menyerahkan bingkisan kepada Sasa

PURBALINGGA – Meraih nilai UN Tertinggi se-Jateng tidak pernah dibayangkan Anisa Dwi Sasanti. Menurut putri kedua pasangan Sukamto dan Rasminah ini, selama ini dia belajar biasa-biasa saja, bahkan tidak pernah les di luar sekolah.

“Saya nggak nyangka banget dapat nilai UN tertinggi se-Jateng. Karena saya hanya berharap agar bisa mengerjakan UN sebaik-baiknya, itu saja,” ujar peraih nilai 39,20 usai menerima hadiah dari Bupati Sukento Rido Marhaendrianto dalam Wisuda Siswa Kelas 6 MI Muhammadiyah se-Kabupaten Purbalingga di Pendopo Dipokusumo, Selasa (24/6).

Selain Sasa, panggilan akrab Anisa Dwi Sasanti, ada 9 siswa lainnya se-Jateng yang mendapatkan nilai sama persis seperti dirinya.  Sasa, panggilan akrabnya, mengaku tak pernah dipaksa orang tua untuk belajar. Ketika sasa ingin bermain atau merasa cape sehingga tidak semangat belajar, orang tuanya tidak memaksanya. Tapi Sasa sangat terkesan karena kedua orang tuanya selalu menjaga komitmen dan tegas membedakan mana yang salah, mana yang benar, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.

“Makanya saya tidak ingin mengecewakan atau membuat mereka sedih,” jelas gadis berkerudung yang bercita-cita menjadi dokter.

Sukamto, sang ayah yang berkesempatan mendampinginya, mengaku bangga dengan apa yang diraih putrinya itu. Selama ini guru SD N 1 Mipiran Padamara ini hanya memegang prinsip Ki Hajar Dewantara : Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

 “Tak ada kiat khusus. Hanya saja, yang terpenting adalah keteladanan atau tuladha tadi. Kalau saatnya belajar, kami sekeluarga tidak boleh ada yang menyalakan TV. Saya dan istri memilih menemani anak belajar,” ujar Kamto yang memuji anaknya yang dirasanya termasuk tekun dan rajin belajar.

Kamto dan istrinya juga selalu membangun motivasi di dalam diri anak-anaknya. Bahkan ketika Sasa bercita-cita menjadi Dokter yang membutuhkan biaya tinggi sekalipun, kedua orang tuanya tetap mendukung.

“Prinsip kami, Allah itu Maha Kaya. Nanti mintanya sama Allah,” jelas ayah tiga orang anak ini.

Setelah lulus dari SMP N 1 Purbalingga, Sasa sudah mendaftar di SMA N 3 Semarang. Dia akn tinggal bersama kakaknya yang kuliah di Unnes. Sasa juga ingin mengembangkan bakat dan minatnya di bidang tulis-menulis.

“Sejujurnya selain menjadi dokter, saya juga ingin menjadi penulis. Saya ingin membuat buku,” imbuh remaja yang tidak tertarik pacaran dan hura-hura ini.

Bagi Sasa, usia muda seharusnya dimaksimalkan untuk berprestasi. Bersenag-senang boleh saja, tapi tidak sampai melupakant tugas utamanya, yaitu belajar. Selain belajar, Sasa juga rajin beribadah.

“karena anak pintar itu tidak cukup. Dia juga harus sholeh. Sehingga bisa bahagia di dunia juga di akhirat. Itu harapan kami orang tuanya,” pungkas Sukamto. (Estining Pamungkas)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *