Eskul Akhlakul Karimah, Diharapkan Turunkan Angka Perceraian

DSC_0827PURBALINGGA, Ekstra kurikuler (eskul) akhlakul karimah/ pendidikan moral yang baik, yang diterapkan di sekolah umum baik formal maupun non formal di Kabupaten Purbalingga diharapkan dapat menurunkan angka perceraian. Pasalnya, angka perceraian di Purbalingga saat ini cenderung tinggi.

“Dan setelah dikembangkan di dunia pendidikan, giliran masyarakat khusunya keluarga yang akan menjadi sasaran pendidikan karakter akhlak yang baik. Karena keluarga juga harus dibentengi dengan akhlak yang baik sehinggaa angka perceraian di Purbalingga relative tinggi, dapat dikurangi,”tutur Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Purbalingga Rochiman saat memberikan tausiah pada acara Khotmil Quran Dan Pengajian Ruti Malam Sabtu di Pendapa Dipokusumo Jumat malam (20/2).

Menurutnya,  saat ini angka perceraian di Purbalingga sudah hampir  menyentuh 20 persen dari jumlah pernikahan. Sedangkan jumlah pernikahan di Purbalingga adalah pada  kisaran  10 sampai 11 ribu.

“Kalau di Purbalingga saat inia masih empat persen sehingga hal ini ini perlu diseleseaikan dari jalur keluarga termasuk pendidikan karakter yang baik. Untuk itu, moral yang baik seperti, unggah-ungguh, tabiat, atau kebiasaan baik perlu diterapkan dalam keluarga,”pintanya.

Fenomena masyarakat atau orang tua selama ini, sambung Rociman lebih menomorsatukan duniawi/materialistis, tanpa melihat moral yang baik pada anak-anakya.

“Kita harus bangga mempunyai anak, walaupun hidup kekurangan, tapi moralnya/budi pekertinya bagus.Karena moral yang bagus harus di nomorsatuka, dari pada punya anak berlimpah harta, tapi kelakuanya/moralnya jelek atau tidak bermoral,”terangnya.

Rochiman menerangkan sesuai dengan surat edaran bupati Purbalingga tanggal 21 Juli 2014 lalu,  Kemenag Purbalingga dan Dindik Purbalingga mengeluarkan surat edaran  yang isinya bagaimana mengembangkan akhlak yang baik kepada peserta didiknya.

“Karena dimuali dari dunia pendidikan, baik pendidikan umum maupun  pendidikan  dalam keluarga hal tersebut merupakan awal yang baik untuk membentuk karakter bagus untuk anak-anak kita. Sehingga pembiasaan perilaku baik yang dilakukan terus menerus akan menjadi karakter/kebiasaan. Hal tersebut untuk membentuk agar bagaimana mereka mempunyai  karakter berlaku jujur, displin,  tepat waktu, dan mempunyai kepedulain terhadap orang lain,”tuturnya.

Saat ini ujar Rochiman, pihaknya sedang mengembangkan dan mensinergikan, dengan dindik. Disamping itu pada tahun ajaran 2015 /2016 proses pembelajaran baik di sekolah umum maupun madrasah, harus menggunakan proses belajar mengajar dengan mengutamakan akhlak dan karakter yang baik/karakter Islami.

Menjamurnya Batu Akik Ikut Turunkan Perceraian

Himbauan Bupati Purbalingga yang memberikan arahan kepada seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN)  beserta keluarganya, agar mengenakan batu akik Klawing diharapkan bisa menekan tingkat perceraian . Saat ini fenomena “Pamong Praja” atau istilahnya papah momong, istri yang bekerja sudah mulai berkurang.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan beberapa tokoh agama, bahwa mengenakan cincin akik, atau batu tidak diharamkan. Demam batu akik, tidaklah haram, selagi tidak digunakan untuk hal-hal berbau mistis, silahkan memakai akik, karena hal tersebut juga ikut andil untuk memakmurkan masyarakat Purbalingga. Sehingga istilah pamong praja jadi sedikit berkurang,”tutur Sukento Rido Marhaendrianto.

Menurutnya, batu akik, saat ini menjadi lapangan kerja baru kaum pria. Sehingga selain mengasuh anak-anak , mereka bisa membuat kerajinan batu akik.

“Dengan adanya batu akik Klawing, diharapkan tingkat perceraian menurun, karena istilah pamong praja. Dari data yang  ada kebanyakan kaum wanita di Purbalingga meminta cerai  karena suaminya tidak bekerja.Saat ini, dengan maraknya batu Klawing tidak hanya mengasuh anak, tapi sudah bisa mengasuh anak sambil membuat kerajina batu akik,”ujarnya.(Sukiman)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *